DCDC THE AFTERSUNSET CHRONICLE EP Kita Adalah Mereka, Titik Balik Band Aftersunset Arungi Belantika Musik
Info Band

DCDC THE AFTERSUNSET CHRONICLE EP Kita Adalah Mereka, Titik Balik Band Aftersunset Arungi Belantika Musik

Adminymous
Sat, 15 Feb 2025

JAKARTA – DCDC terus konsisten mewadahi para musisi Tanah Air untuk berkiprah di industri musik  melalui karya terbaik mereka.

Terbaru, DCDC mendukung The Aftersunset Chronicle: Kita Adalah  Mereka, yang merupakan momen event perilisan mini album (EP) band Aftersunset dengan judul yang sama, pada 10 Februari 2025 di Braga Sky 1957, Bandung, Jawa Barat.

The Aftersunset Chronicle menggambarkan kisah perjalanan band Aftersunset, yang terbentuk sejak  1997 sebagai catatan kehidupan yang menyoroti tiga fase, yaitu Awal di mana era pembentukan dan  popularitas band Aftersunset di blantika musik, Perubahan mengenai transformasi musik dari british  pop menjadi new wave termasuk dinamika pergantian personel. Terakhir ialah Kebangkitan mengisahkan tentang periode hiatus panjang yang diakhiri dengan reuni dan peluncuran mini album.

Agus Danny Hartono selaku Perwakilan DCDC mengatakan, Aftersunset merupakan grup musik yang  patut diperhitungkan secara karya. Dengan karakter musik new wave yang kini diusung menjadikan  Aftersunset lebih eksperimental dan fresh. Di samping itu, band beranggotakan Gagan (bass dan  vokal), Iweng (drum), Iwan (gitar), dan Herman (gitar) punya basis penggemar yang masif dan loyal.

“Transformasi musik new wave dari Aftersunset menjadi warna baru di tengah dominasi musik pop.

Terbukti perilisan EP Kita Adalah Mereka ini banyak mendapat sambutan dan respon yang positif  dari para fans Aftersunset maupun penikmat musik. Kami harap Aftersunset semakin punya tempat  spesial industri musik Indonesia, long last!,” ujar Danny.

Pada EP Kita Adalah Mereka, Aftersunset menyuguhkan empat lagu berjudul Hanya Waktu, Fana,  Kita Adalah Mereka, dan Yang Tersisa. Keempat nomor tersebut mengusung esensi musik yang  berakar pada gaya khas Aftersunset, namun dikemas dengan kematangan musikal yang didapatkan  dari perjalanan panjang mereka.

“Dengan formasi terbaru dan karya-karya yang segar, Aftersunset siap kembali menghiasi blantika  musik. Kami membawa pesan bahwa setiap perjalanan, seberat apa pun, selalu menyimpan peluang  untuk kembali bersinar, bahkan setelah matahari terbenam,” papar Iweng.

Gagan menimpali, kembalinya Aftersunset bukan hanya sekadar tentang musik, tetapi juga  mengenai persahabatan, komitmen, dan kecintaan para personel terhadap seni. Setiap nomor dalam  mini album adalah bukti persahabatan yang mampu melahirkan suatu karya yang punya kedalaman  emosional dan relevansi.

“Di tahun 2002 saya sempat bergabung dengan band Caffeine pasca hengkang dari Aftersunset. Lalu  Iweng dan Iwan join ke manajemen Peterpan, sementara Herman bersama band New Eta. Namun di  tahun 2024 kami bersatu kembali dengan semangat dan karya fresh. Tentu perjalanan panjang yang  kami lalui menjadi pelajaran berharga untuk mengarungi belantika musik Tanah Air ke depannya,” jelas Gagan.

Perilisan mini album Kita Adalah Mereka juga mendapat sambutan positif dari musisi papan atas  Indonesia, diantaranya ialah Ariel NOAH dan Tria The Changcuters. Dalam akun instagram aftersunsetband.official, kedua vokalis tersebut memberi ucapan selamat dan sukses untuk karier  Aftersunset melalui unggahan video. “Congrats Aftersunset baru rilis mini album berjudul Kita Adalah Mereka. Sukses terus mudah- mudahan banyak yang dengar, Ariel,” ucap Ariel.

“Halo akang-akangku Aftersunset, saya Tria The Changcuters mengucapkan atas perilisan album Kita  Adalah Mereka,” kata Tria dalam cuplikan video. 

Semua Artikel