Pensi Sebagai Denyut Nadi Industri Musik Indonesia
Review

Pensi Sebagai Denyut Nadi Industri Musik Indonesia

Coutinho
Wed, 08 Sep 2021 • 478 viewer

Jauh sebelum Info Pensi hadir di tahun 2012, pentas seni sekolah sudah lama dahulu terselenggara di pelosok daerah dan Jabodetabek menjadi epicentrumnya. Pentas seni yang awal mulanya diadakan untuk menekan angka tawuran antar pelajar sekaligus menjadi silahturahmi antar angkatan nampaknya semakin menjadi budaya remaja di tanah air.

Pensi semakin unik karena dieksekusi oleh anak-anak berseragam, tidak ada kurikulum yang mereka dapatkan di bangku sekolah tentang pensi ini, semua serba otodidak dan mungkin menjadi warisan antar angkatan. Hasilnya dapat kita lihat sekarang, pensi sekolah tidak kalah dengan acara-acara festival besar di tanah air.

 

Foto Pensi SMAN 99 Jakarta

 

Sebagai budaya populer, saat ini semakin banyak pentas seni di tanah air, bahkan bisa ribuan sebelum pandemik. Pensi menjadi kebutuhan hiburan masyarakat di akhir pekan. Sebuah hal yang tidak bisa kita pungkiri bagaimana pensi juga menjaga keseimbangan industri musik, kita bisa lihat dari dahulu banyak band-band lahir dari panggung sekolah ini dan untuk para musisi, pensi bisa menjadi regenerasi penggemar. Contoh validnya seperti Sheila On 7 dan Kahitna, bagaimana anak-anak SMP dan SMA selalu memadati pensi jika mereka ada sebagai bintang utama, menyanyikan karya-karya yang lahir dari Sheila On 7 dan Kahitna sedangkan waktu itu mereka belum lahir.

Dari pensi Industri Musik bisa semakin menggeliat, kita bisa lihat bahwa banyak pensi terdiri dari banyak genre, seperti pop, metal, reggae, disko, sampai ke folk, semua genre dilahap anak-anak muda di akhir pekan. Semua penggemar berbasis genre dapat berkumpul di tengah acara, dan tergolong tertib adanya.

 

Foto Pensi SMAN 34 Jakarta

 

Melihat pentas seni, kita juga melihat sebuah nilai ekonomi di dalamnya, bagaimana pensi bisa menjadi kas pemasukan untuk band-band yang hadir di dalamnya, yang bisa didistribusikan untuk para pekerja panggung, untuk biaya tour, bisa juga untuk produksi barang dagangan khas si band. Selain menjadi pundi pemasukan musisi, roda UMKM turut berputar setiap kali pensi di adakan, bagaimana banyak aneka jajanan rumahan yang hadir di tenda-tenda pensi untuk dibeli oleh penonton yang haus dan lapar. Para vendor produksi seperti sound, stage dan lighting turut merasakan hasil dari pensi ini, menyewa produksi di pensi juga tidak bisa dikatakan murah, apalagi band-band yang hadir adalah band-band yang terkenal dan memiliki basis penggemar yang banyak.

Pandemik ini hampir berjalan selama 2 tahun, teman-teman pelajar mau tidak mau mengalihkan sajian pensi menjadi daring, hal ini patut kita apresiasi bersama-sama karena di tengah kesulitan ini mereka juga masih tetap mau belajar untuk mengadakan pensi. Semoga ketika suasana sudah membaik dan kita bisa berkumpul kembali di pensi. Terima kasih kepada pelajar-pelajar di tanah air yang dari dulu sudah mengadakan pensi, kepada para guru yang membimbing mereka dari dalam serta para orang tua murid yang tidak sedikit juga kontribusinya. Tidak lupa untuk pihak yang turut ambil bagian, seperti pengisi acara, vendor, sponsor, gerai-gerai jajanan, semoga badai ini cepat berlalu.